Minggu, 25 November 2012

FOR MOMS.. OPEN MAINDED LAH!!!

Kemarin ane membaca postingan seorang ibu di sebuah forum. Si ibu (yang notabene adalah ibu bekerja) itu bete banget, karena di comment begini "Hidup IRT (ibu rumah tangga), mendingan ngerjain sesuatu yang udah jelas pahalanya". Hmmm ane bisa ngerti kenapa si ibu itu bete yg lebih anehnya lg busyett bawa-bawa pahala pula, seperti yang comment itu yang menentukan pahala seseorang yak... trus ad seorang ibu lg yg sampai tega keluar kata2 anak pembantu, yg bener aja memang dia tahu kondisi keluarga orang trus tau juga kondisi anak yg mereka katain itu.. whateverlah...

Ternyata sesama wanita pun saling tidak menghargai, bagaimana dong mau disetarakan dengan laki-laki. Seharusnya sesama wanita, saling mengerti saling memahami. Apalagi itu 'cuma' teman di forum atau teman di dunia maya. Yang jelas-jelas kita nggak tahu bagaimana kehidupan seseorang sebenarnya. Jangan dong cuma sebatas teman dunia maya, sebatas tahu secuil tentang seseorang kita lalu merasa berhak menghakimi. Gak ada yang lebih mulia, gak ada yang lebih hebat kalau hanya dilihat dia ibu bekerja atau ibu yang full di rumah saja, atau ibu di rumah tapi nyambi kerja. Yang menentukan itu performa kualitasnya. Dan yang berhak menilai dia ibu yang baik, dia ibu yang hebat adalah suami dan anak-anaknya. Kita tidak juga bisa sekedar melihat yang kasat mata seperti prestasi sekolah anaknya tapi yang lebih penting bagaimana perasaan si anak. Dan itu kita nggak akan pernah kita tahu 100 persen kan?

Ane dibesarkan dari ibu yang bekerja dan merasa tak pernah kekurangan kasih sayang, sekarang sebagai seorang ibu malah ane pernah menjalani 2-2 nya. Menjadi istri bekerja, kemudian ibu bekerja (walaupun sebentar karena terkendala jam kerja) dan sekarang ibu rumah tangga krn anak dan suami membutuhkan ane. Ane tahu betul bagaimana rasanya berada dalam dilema. karena dalam diri ane masih ingin ngelanjutin s2 dan cari kerja yg ga menyita waktu.. Walaupun akhirnya keinginan berhenti bekerja dan memulai usaha lebih besar dan mengalahkan ketakutan tidak berpenghasilan tetap lagi, ane tidak bisa bilang ane sudah menjadi ibu yang baik. Yang penting sekarang bukan predikat, tapi yang terpenting keiklasan menjalani apa yang sudah menjadi pilihan. Ane ngerti seberapa kemampuan ane dalam membagi waktu, dan itu yang menjadi pertimbangan dalam menentukan pilihan. Ane tidak akan pernah menghakimi seseorang, apalagi seorang ibu!! Karena sudah tahu rasanya menjadi ibu. Tidak ada ibu yang tidak sayang anaknya. kalau ada kejadian ibu (amit-amit) membunuh anaknya sendiri, yang kita tahu hanya sebuah kejadian akhir, kita tidak tahu yang melatarbelakangi walau bagaimanapun juga tindakannya tidak bisa dibenarkan.
.
Lalu ketika seorang sahabat yang masih bekerja berkeluh kesah kepada ane tentang sulitnya membagi waktu, perasaan tertekan karena meninggalkan anak sementara di kantor masih tertekan karena dianggap tidak total 100% dalam bekerja oleh atasan berhubung belakangan cukup sering ijin karena anak sakit. Apakah berhak ane bilang: "makanya...siapa suruh kerja, sekarang rasain sendiri deh". NO NO NO.....semoga hal seperti itu tidak pernah terlintas dalam pikiran. Karena seperti ane bilang sebelumnya, ane tidak pernah tahu 100% bagaimana latar belakang seseorang, walaupun dia seorang sahabat. Dengan kondisi ane yang masih serba terbatas ini, ane hanya bisa menjadi pendengar, menghibur, menguatkan, dan berdoa tentu saja semoga dia segera menemukan jalan keluar terbaik dari semua masalah ini. Apakah dengan berhenti bekerja? Jika memang itu menjadi pilihan semoga bukan karena terpaksa.

Jadi kesimpulannya, ya....masih bingung kalo ada sesama wanita sesama ibu yang tega saling menyakiti perasaan. Ibu bekerja dan IRT overall sama aja kok sama2 seorang ibu yg pantas mendapat penghargaan. Kalo bisa ayo dong saling menjaga, menghargai, mendukung. Kan damai tentram dunia ini hehehe..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar